Detik jam dinding berdetak
seiring dengan detak jantungku. Malam yang sunyi, senyap nyaris tanpa suara.
Bertemankan sebuah kertas putih yang siap dinodai oleh tinta. Lewat tangan dan
pena yang menari tanpa lelah, cerita hati mulai mengisi ditengah malam yang
sunyi.
3 tahun yang lalu . . .
Terkisah
seorang pemuda yang kaya raya, anak saudagar ternama, berkelana mencari arti
sebuah cinta. Tanpa harta orang tua, si pemuda terus mengembara, menelusuri
setiap sudut yang paling tersudut, hanya berbekal dengan keyakinan.
Si
pemuda terus mencari. Keringat menjadi saksi ketulusan hati. Pesona wajahnya
menyebar disetiap penjuru hati wanita. Menarik nafsu mereka yang tak mengenal
malu. Namun si pemuda tetap berkata satu, menjawab dengan senyuman. Tak
sekalipun melirik merka dengan tatapan tanpa iman. Si pemuda sadar “jalan
mereka” bukan jalan yang ia cari.
Di
pondok kecil, si pemuda berteduh diri. Maksud hati hendak menunaikan kewajiban
ditengah teriknya matahari. Seorang ibu tua menyambut dengan penuh senyuman dan
tatapan keramahan. Memberi sebuah ruang kosong, tertata rapi.
Si
pemuda menatap ibu tua, dengan tatapan penuh hormat dan bermaksud minta diri.
Dari kejauhan, tampak seorang dara yang berbalut jilbab putih berjalan
perlahan, semakin dekat, mendekat, dan merapat. Si pemuda menatap sejenak. Malu
rasa hati terhenyak. Melihat kecantikan alami sang dara, penuh pesona. Apakah
itu cinta ?
Sang
dara mulai menyapa, dengan rayuan penasaran, menggetarkan hati setiap lelaki.
Si pemuda hanya terdiam diri dan minta diri. Sang dara sadar nafsu mengalahkan
logika sehingga ia terperangkap dalam jerat nista.
Si
pemuda terus berjalaan, tanpa penyesalan. Hati terus berkata “apa itu cinta ?”.
si pemuda menatap langit, matahari mulai meredup. Tak kuasa menahan diri, ia
terjatuh tak sadarkan diri.
Di
tengah jalan yang sepi, seorang gadis buruk rupa menangis tanpa suara dan air
mata, berjalan tergesa. Dan tak percaya si gadis melihat seseorang di samping
jalan, tergeletak tak berdaya. Dengan segala kekuatan, si pemuda berhasil
diselamatkan. Si gadis menyiapakan makanan dan minuman di sebuah gubuk kecil.
Si
pemuda mulai membuka mata. Alangkah terkejutnya ia, seorang gadis buruk rupa merawatnya
dengan penuh kasih sayang. Mengorbankan tenaganya yang lemah untuk menolong
umat yang susah. Subhanallah
Si
pemuda percaya, gadis adalah cinta. Cinta yang selama ini ia cari. Dengan
segala pengorbanan, berbekal keyakinan. Si pemuda dengaan rasa gugup
menyampaikan isi hati. Si gadis hanya diam tanpa kata. Ia sebatang kara, tiada
sesiapa dapat berbagi suka dan duka. Si gadis sadar, ia seorang buruk rupa. Tak
sebanding dengan pemuda yang penuh pesona. Secara halus ia menolak.
Si
pemuda semakin dengan arti cinta. Ia menyambut hormat keputusan si gadis. Rela
mengorbankan perasaan meski menyakitkan. Si pemuda minta diri dan pulan dengan
sebuah arti “cinta adalah pengorbanan”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar